ArahIndonesia.com | Seorang oknum Wartawan berinisial YF yang menjadi korban penganiayaan bersama-sama yang dilakukan oleh sekelompok pemuda di Jalan Wahid Hasyim, Kamis (07/09/2023) lalu, sampai kini laporannya mandek di Polsek Medan Baru dan diduga adanya pengabaian serta tidak benar-benar diproses oleh penyidik Unit Reskrim Polsek Medan Baru.
Laporan tersebut tertera di Surat Tanda Terima Laporan Polisi dengan nomor : STTLP/B/875/IX/2023/SPKT SEK MDN Baru.
Korban YF mengatakan laporan penganiayaan bersama-sama yang dilaporkannya diduga adanya ketidak seriusan penyidik dalam menanganinnya.
“Ini terbukti jelas ketidak seriusan penyidik dalam menanganin kasus saya, sejak saya laporkan penganiayaan yang korbannya saya sendiri, visumnya saja baru diambil oleh Juper di RS Bhayangkara Medan setelah saya datang sendiri untuk menanyakan hasil visum tersebut pada 9 Oktober 2023 kemarin, padahal menanyakan hasil visumkan kerjaannya penyidik, namun saya disuruh oleh Juper bernama Leo menanyakan langsung ke pihak RS Bhayangkara,” jelas YF.
YF mengungkapkan, ketika ia tidak datang menanyakan hasil visumnya ke RS Bhayangkara maka visum itu tidak akan diambil oleh penyidik.
“Juper beralasan ketika saya tanya perkembangan laporan saya, visum belum keluar, sementara ketika saya tanya pada bagian Dokpol RS Bhayangkara yang mengeluarkan hasil visum mengatakan bahwa hasil visum saya sudah keluar sejak lama, namun Juper yang bernama Leo tersebut tidak pernah datang mengambilnya,” ungkapnya.
Menurut YF, penganiayaan yang dialaminya tersebut walaupun sudah beberapa kali diberitahunya ke Juper bahwa para pelaku berkeliaran dan bisa saja mengancam dirinya, namun tetap diabaikan dan tidak melakukan penangkapan terhadap para pelaku.
Bukan hanya itu saja, YF menjelaskan ketika ia menanyakan kembali proses laporannya setelah keluarnya hasil visum dari RS Bhayangkara, namun dirinya dan saksinya dimintai lagi untuk di BAP oleh Juper Leo, padahal ia dan saksinya sudah di periksa sebelumnya.
“Prosedur proses laporan masyarakat di Kepolisian itu berapa kali emangnya di periksa saksinya, kemarin sudah diambil keterangan saksi dan juga keterangan saya, bahkan pengambilan keterangan kamipun sampai beberapa jam didalam ruang penyidik,” kata YF.
Kekecewaan YF atas laporannya yang tidak benar-benar diproses tersebut, membuat dirinya meminta Kapolda Sumut untuk mencopot Kapolsek Medan Baru, karna menurutnya Pimpinan Polsek Medan Baru tersebut tidak bisa memerintahkan anggotanya untuk memproses secara cepat laporan-laporan di Polsek Medan Baru.
“Saya sudah minta tolong ke Kapolsek Medan Baru, Kompol Ginanjar, melalui pesan WhatsApp, agar kasus saya diproses namun jangankan memerintahkan anggotanya, pesan WhatsApp saya aja tidak dibalas, jadi bagaimana bisa dia jadi Kapolsek yang melayani masyarakat kalau masyarakat saja minta tolong tidak ditanggapi. Jangankan dibantu oleh Kapolsek menanggapi saja ia tidak bisa,” ujar YF dengan nada kecewa terhadap pengabaian yang dilakukan oleh Kapolsek Medan Baru. (Yz/AI)
