ArahIndonesia.com | Beredar luas di media sosial dugaan kebocoran data paspor 34 juta WNI yang diperjualbelikan.
Berkaitan dengan hal itu, Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM RI Silmy Karim mengungkapkan, berdasarkan penyelidikan itu, data biometrik (sidik jari dan wajah) pemegang paspor Indonesia aman dan tidak ada kebocoran informasi dari database imigrasi.
Hal itu diungkapkannya setelah tim dari Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi Keimigrasian (SISTIK) dan Direktorat Intelijen Keimigrasian, berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), melakukan penyelidikan.
“Data yang diduga bocor adalah data teks,”sebut Silmy Karim dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Menurutnya, tidak ada data biometrik paspor Indonesia yang bocor, semua aman. Hal ini sesuai dengan kesimpulan dari hasil penyelidikan.
“Ditjen Imigrasi sedang mengimplementasikan ISO 270001-2022. Sertifikat ISO akan diterbitkan pada Juli 2023. Ditjen Imigrasi terus meningkatkan keamanan data yang dimilikinya,” ujarnya.
Dia menjelaskan, ISO 27001-2022 merupakan standar sistem manajemen keamanan informasi yang menyediakan daftar persyaratan kepatuhan yang dapat disertifikasi oleh organisasi dan profesional.
Standar ISO tersebut membantu organisasi dalam membangun, menerapkan, memelihara, dan meningkatkan sistem manajemen keamanan informasi (ISMS).
Silmy menambahkan, saat ini data paspor RI disimpan di Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Ditjen Imigrasi berkoordinasi dengan Kemenkominfo dan BSSN guna pemeliharaan dan peningkatan keamanan database Imigrasi.
Sesuai dengan keamanan data base di Imigrasi, Karim pun dengan tegas meminta warga agar tidak kuatir memberikan data pribadi untuk pembuatan paspor. (red/Ai)