Arahindonesia.com | Medan – Anggota DPRD Kota Medan dari fraksi PDI Perjuangan menyayangkan banyak armada milik Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Medan yang dinilai kurang layak.
Hal ini menjadi kendala ketika terjadi bencana kebakaran di perkotaan. Selain jumlah armada yang sedikit dan ketersediaan hidrant air yang diketahui banyak tidak berfungsi menambah rentetan kasus kebakaran di kota Medan jarang terselesaikan dengan baik.
“Banyak kasus kebakaran yang tidak dapat terselesaikan dengan baik, apalagi dari keterangan Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran tadi menyebutkan hanya 20 armada Damkar yang standby dipergunakan dan dari 77 hidrant air hanya 4 hidrant air yang aktif, ” ujar Jusup Ginting, Senin (10/8).
Padahal sebut legislatif asal dapil 5 kota Medan ini, tugas Damkar menyangkut harkat dan nyawa orang banyak.
Jusup Ginting pun meminta agar Dinas Pemadam dan Kebakaran dan Penyelamatan kota perlu melakukan harmonisasi dan berharap dapat bekerja sama dengan DPRD agar apa program yang akan dijalankan damkar dapat terpenuhi.
Sementara, Sekretaris Dinas PKP Kota Medan, M. Mendrova mengakui kekurangan armada dan faktor hidrant air yang tidak berfungsi menjadi kendala ketika pihaknya berusaha untuk memadamkan api kebakaran.
Dia menjelaskan lagi jika dari jumlah 6 UPT dan 1 Mako (Kantor PKP Kota Medan) hanya memiliki 20 unit armada aktif namun itu masih sangat kurang mengingat jumlah penduduk dan luas wilayah kota Medan.
Mirisnya, sambung Mendrova, semua hidrant air yang ada bukan milik pemko Medan melainkan milik PDAM Tirtanadi.
Sehingga, Pemko Medan tidak memiliki kewenangan untuk melakukan perawatan dan perbaikan terhadap seluruh hidrant air tersebut.
Mendrova menceritakan, pernah suatu ketika terjadi bencana kebakaran dan armada damkar kekurangan air. Untuk 1 unit armada damkar memakan waktu 30 menit saat melakukan pengisian air dari salah satu hidrant air. Hal itu sambung Mendrova dikarenakan lemahnya sistem pengisian air ke mobil damkar.
“Akibatnya, Kami mencari air berdasarkan prioritas terdekat. Seperti kebakaran yang di kelurahan sei mati, kurangnya pasokan air yang menjadikan kinerja damkar kurang maksimal. Sementara untuk cadangan air kami hanya menyediakan tandon air 30 sampai 40 ton yang diletakkan di pos damkar, ” ucapnya.
Sekdis PKP kota Medan ini berharap, tahun 2025, pemko Medan dapat menambah 1 unit armada damkar penyiram air guna mempermudah dan memperlancar damkar saat memadamkan api kebakaran.
Meskipun pada rapat pansus ranperda Damkar ini, PKP Kota Medan sangat berharap ada penambahan mobil damkar yang memiliki 100 anak tangga yang dapat digunakan untuk memadamkan api disaat terjadi kebakaran pada gedung gedung tinggi di perkotaan. (YP/MR/IR)