ArahIndonesia.com | Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia menargetkan negara indonesia menjadi salah satu dari 10 besar eksportir perikanan dunia dalam lima tahun ke depan.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan, Ishartini, menjelaskan bahwa negara-negara seperti China, Norwegia, Ekuador, Chili, dan Vietnam menduduki lima besar eksportir perikanan saat ini. Sedangkan Indonesia berada di peringkat 13 dengan kontribusi 3,03% dari total ekspor perikanan global, mencapai $5,63 miliar pada 2023.
“Ini tentu jadi fokus utama perhatian kita sehingga kita nanti bisa tingkatkan ranking 10 negara besar eksportir perikanan di dunia,” kata Ishartini dikutip Bisnis.com, Kamis (24/10/2024).
Meski Indonesia tidak memiliki komoditas trout dan salmon yang populer, fokus pemerintah akan diarahkan pada produk seperti udang, tuna, dan cumi-cumi untuk meningkatkan daya saing di pasar global.
Ishartini mengungkapkan bahwa meskipun tren ekspor perikanan Indonesia dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan, tantangan tetap ada, seperti tarif ekspor yang tinggi dan kepatuhan terhadap standar mutu. Saat ini, Indonesia menghadapi tarif ekspor sebesar 20% ke Uni Eropa.
Adapun, tren ekspor produk perikanan Indonesia dalam lima tahun terakhir meningkat, meski terjadi penurunan pada 2023. Dalam rentang waktu tersebut atau 2018-2023, pertumbuhan ekspor perikanan tertinggi terjadi pada 2022, yang tercatat tumbuh 6,24%.
Namun, pertumbuhan ekspor perikanan mengalami penurunan di tahun berikutnya. Merujuk data KKP, ekspor perikanan di 2023 tumbuh sebesar 5,63%. Secara terperinci, top 3 komoditas ekspor Indonesia yakni udang dengan nilai US$1,73 miliar, tuna-cakalang-tongkol US$927,13 juta, dan cumi-sotong-gurita US$762,58 juta.
Di sisi lain, Uni Eropa, Amerika Serikat, China, Jepang, dan Asean menjadi top 5 pasar perikanan dunia di 2023. Menurutnya, kelima negara tersebut, utamanya Uni Eropa menjadi salah satu pasar yang menjanjikan untuk Indonesia. (***)