ArahIndonesia.com | Imbas terjadinya dugaan ketidak netralan dan keberpihakan Panitia pemilihan, pelaksanaan pemilihan Ketua Wartawan Unit Pemerintah Kota (Pemko) Medan di Gedung TP PKK Kota Medan Jalan Rotan Proyek, Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Rabu (06/03/2024) berlangsung ricuh.
Kericuhan terjadi saat Panitia memutus dan menetapkan incumbent Syaifullah Defaza (medankinian.com) sebagai Ketua terpilih dan menyatakan Muhammad Edison Ginting (Harian Waspada) kalah karena Walk Out (WO) dari pemilihan.
Kericuhan ini, diprediksi akan membuat perpecahan internal ditengah Wartawan yang berunit di Pemko Medan.
Roy yang merupakan wartawan yang bertugas di Pemko Medan menegaskan, sikap panitia yang terkesan memihak menunjukkan tidak ada demokrasi dalam pemilihan. Hal ini akan berakibat terjadinya perpecahan di kalangan Wartawan yang bertugas di unit Pemko Medan.
“Kami menghormati siapapun yang terpilih sebagai Ketua. Namun yang kami sesalkan prosesnya yang salah karena keputusan Panitia yang memenangkan salah satu kandidat, tanpa ada pemilihan. Sikap panitia seperti inilah yang membuat Wartawan jadi terpecah dan menjadi dua kubu. Panitia bukan menyatukan, malah memecah wartawan,” ucap Roy.
Ketidak netralan dan keberpihakan Panitia sudah terlihat sejak awal penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pasalnya, sebanyak 17 (tujuh belas) orang wartawan yang telah terdaftar di Dinas Kominfo Medan dan merupakan pendukung Muhammad Edison Ginting dikeluarkan dan tidak masuk kedalam DPT.
Ketika dipertanyakan di Dinas Kominfo terkait 17 (tujuh belas) orang itu, menyatakan bahwa yang menetapkan DPT adalah panitia.
Puncak ketidak netralan yang tidak terbendungpun terjadi saat pelaksanaan pemilihan. Panitia menggunakan sistem WO untuk memenangkan Syaifullah Defaza.
Walau telah memberi mandat ke salah satu pendukungnya untuk menyampaikan Visi dan Misi nya yang dibacakan dihadapan peserta dan Wali Kota Medan Bobby Nasution pada pelaksanaan pemilihan, Muhammad Edison Ginting yang terbaring sakit dan mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Malahayati Medan, di WO-kan atau digugurkan sebagai kandidat oleh Panitia.
Keputusan Panitia yang menganulir Muhammad Edison Ginting memicu protes dari pendukung, sebab para pendukung menilai Panitia melakukan putusan sepihak tanpa melalui pelaksanaan pemilihan atau pencoblosan layaknya Pemilu pada umumnya.
“Pemilihan ini tidak sah, karena belum ada pemilihan. Panitia itu penyelenggara bukan pengambil keputusan. Pengambil keputusan adalah floor (anggota-red). Untuk apa ratusan wartawan datang ke sini jika tidak memilih. Dalam hal ini kami anggap panitia demisioner dan kami tidak mengakui keputusannya,” tegas salah seorang Wartawan senior Unit Pemko Medan, Lilik Riadi Dalimunthe, saat ditemui usai pemilihan.
Bukan hanya itu, Wartawan senior yang telah menyelami dunia jurnalistik puluhan tahun tersebut juga menyinggung penetapan DPT yang dinilai curang.
“Karena DPT Wartawan yang diberi panitia dari Kominfo Medan untuk 2024, banyak Wartawan baru yang medianya belum terverifikasi. Sedangkan Wartawan lama dengan medianya yang sudah terverifikasi malah tidak masuk dalam DPT untuk pemilihan ketua Wartawan ini. Sebenarnya ada apa ini? Berulangkali ditanyakan, jawaban panitia terkesan mengambang dan ‘buang badan’,“ kata Lilik. (Yz/AI)