ArahIndonesia.com | Seorang remaja di Medan dikabarkan mengalami korban pengancaman dan kekerasan dari beberapa orang tidak dikenal (OTK) yang diduga mengaku anggota Kepolisian di Jalan TB Simatupang, Kecamatan Medan Sunggal.
Informasi diperoleh korban berinisial AK (17) mengalami peristiwa tersebut pada Jumat (23/2), sekitar pukul 22.00 WIB di seputaran Jalan TB Simatupang berdekatan dengan lokasi rumah makan Cabe Ijo.
“Kejadiannya hari Jumat lalu jam 10 malam, saya berkendara dari rumah saya di Desa Payageli menuju ke TB Simatupang. Saat di Jalan dekat RS Sundari, saya sudah menyadari kayak diikuti,” katanya.
Dikatakan AK, bahwa ketika itu dirinya dipepet oleh mobil dan membuatnya terjatuh.
“Mereka ada tiga orang OTK yang keluar dari mobil, Ciri-cirinya satu pakai baju kaos polo hitam bawa mobil, baru satu lagi kemeja putih pakai tas selempang, satu lagi belum turun,” ungkapnya.
Masih kata AK, ketiga pria tersebut mendekati dirinya menuduh sebagai pemakai narkotika. AK pun langsung membantah tuduhan tersebut.
“Kamu baru beli narkoba? Kamu pakai narkoba ya, mabuk ya?, kata mereka,” ucap AK sembari meniru percakapan pelaku.
“Yang ngomongnya baju hitam. Saya bilang, ‘Tidak ada bang’,” lanjut AK.
“Saya bilang, ‘Tidak ada!’. Suara saya keras saat itu. Itulah mungkin mereka tidak terima, langsung main fisik mereka. Mereka bilang, ‘Ini aparat! Ini anggota! Kau siapa?’,” tambahnya.
AK juga mengakui ketika itu dirinya sempat mengalami kekerasan dari pelaku ketiga tersebut.
“Saya dipiting, saya dijambak, kepala saya di lutut mereka. Mereka berkata lagi, ‘Mau ditembak kaki kau?’. Hp saya sudah habis, mereka sempat minta pola HP, saya tidak kasih. Mereka juga meminta nomor HP orang tua saya,” ujarnya.
AK menyebutkan, salah seorang pelaku sempat mengaku anggota kepolisian dengan pangkat AKP.
“Iya salah satu dari mereka bilang dia AKP Irpan dari Polsek Sunggal. Saya sempat mau dibawa ke Polsek, saya tidak mau, karena warga juga di situ mencegat saya supaya tidak dibawa ke Polsek,” cetusnya.
Setelah kejadian tersebut, AK pun pulang kerumah dan meminjam HP milik neneknya untuk menelepon Ayahnya.
“Saya langsung pulang ke rumah selesai kejadian. Saya pinjam HP nenek untuk nelpon ayah saya, rupanya mereka sudah telpon ayah saya dan minta uang tebusan Rp60 juta untuk tebus saya di Polsek. Saya bilang ke ayah saya kalau saya tidak dibawa ke Polsek,” tutupnya.
Atas kejadian itu, AK membuat laporan ke Polsek Sunggal dengan nomor LP STTLP/B/319/II/2024/SPKT/Polsek Sunggal/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara pertanggal 24 Februari 2024. (red/AI)
sumber: mistar.id
