ArahIndonesia.com | Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan rencana pengunduran dirinya dari PT Pertamina (Persero) tertunda karena ada poin-poin kinerja perusahaan yang disepakati terlebih dahulu. Ahok ingin itu diketuk dalam RUPS.
“Memang sudah lama saya mau mundur (dari komisaris utama Pertamina). Masalahnya, rapat umum pemegang saham (RUPS)-nya mundur,” ucap Ahok seperti dikutip dari cnnindonesia, Minggu (4/2/2024).
Salah satu poin yang menunda kemundurannya adalah penetapan target Pertamina ke depan. Ahok mengklaim punya Key Performance Indicators (KPI) khusus sebagai ‘warisan’ peninggalannya.
“Saya di situ (RUPS) sudah masukkan, tahun ini (2024) Pertamina harus bisa menghemat minimal 46 persen dari pengadaan barang. Makanya mesti saya taruh di RUPS,” tuturnya.
“Dan juga waktu kita tinggalkan, saya ingin ada direktur manajemen risiko di dalam (Pertamina). Nah, itu sudah dilantik (Direktur Manajemen Risiko Pertamina Ahmad Siddik Badruddin), makanya saya berani lepas (mundur dari Komut),” tandas Ahok.
Poin terakhir yang Ahok maksud adalah jabatan baru di Pertamina. Selain direktur manajemen risiko, ada juga penunjukan Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro.
Kedua jabatan baru yang diisi Wiko dan Ahmad itu diputuskan dalam RUPS Pertamina pada Rabu (31/1).
Hanya selang dua hari dari RUPS tersebut, Ahok resign dari perusahaan pelat merah itu. Ia mengunggah langsung foto surat pengunduran dirinya di akun Instagram @basukibtp.
“Dengan ini, saya menyatakan mendukung serta akan ikut mengkampanyekan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Hal ini agar tidak ada lagi kebingungan terkait arah politik saya,” tegas Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di akun Instagram pribadinya, Jumat (2/2).
Sumber: cnnindonesia