ArahIndonesia.com | Penyidik Sat Reskrim Polrestabes Medan tengah menyelidiki kasus perundungan yang dialami siswa yang bersekolah di salah satu Madrasah Aliyah Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, saat di konfirmasi wartawan, bahwa pihaknya telah menerima laporan korban dan tengah melakukan penyelidikan.
“Sudah kita tangani. Penyidik Unit PPA Sat Reskrim Polrestabes Medan tengah melakukan penyelidikan kasus perundungan tersebut dimana petugas telah melaksanakan olah TKP serta pemeriksaan para saksi,” katanya, Minggu (26/11/2023).
Diketahui, seorang siswa yang bersekolah di salah satu Madrasah Aliyah berada di Kota Medan diduga menjadi korban perundungan (bullying) yang disinyalir dilakukan oleh teman dan alumni sekolahnya.
Kasus dugaan ‘bullying’ ini pun viral di media sosial. Salah satu akun Instagram @syelinadjasmineee yang mengaku sebagai kakaknya memposting pertiswa tersebut hingga dikomentari tiga ribu lebih warganet.
“Telah terjadi pembulian pada adik saya, dia sekolah di (sensor), awalnya dia diculik dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore oleh anak-anak yang sekolah di (sensor) dan mantan alumni (sensor),” tulisnya yang dikutip arahindonesi.com, Sabtu (25/11).
Mirisnya, setelah diculik korban diduga dipaksa untuk memakan lumpur hingga dianiaya oleh puluhan orang.
“Para pembuli memaksa adik saya untuk makan lumpur, mengisap sandal, makan ranting, serta meminum air ludah dari para pembuli. Miris tidak sampai situ, adik saya juga disiksa, ditendang, dipukul, dibakar tangannya pakai kunci yang sudah dipanasi api. Total pembuli ada 20 orang,” tulisnya lagi pada postingan.
Dalam postingan itu sang kakak berharap agar petugas berwajib segera menindaklanjuti kasus bullying yang dialami adiknya.
“Tolong ditindak pak,” ucapnya sembari men-tag IG Polda Sumut, Polrestabes Medan, hingga Wali Kota Medan. (nico/AI)