ArahIndonesia.com | Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi memberikan strategi dalam menangani kejahatan jalanan, seperti begal dan geng motor.
Menurut Mantan Pangkostrad ini, penanganan harus melihat titik permasalahannya. Jangan menambahkan polemik di tengah masyarakat.
“Pemberantasan begal ini, harus dilakukan secara hulu dan hilir dengan melibatkan seluruh pihak di dalamnya. Karena, begal ini adalah bagian dari masyarakat juga,”kata Edy, Senin (17/7/2023).
Untuk pemberantasan begal ini, kata Edy tidak perlu menguras tenaga berlebih. Namun, harus melihat titik fokus penyelesaian permasalahan itu.
“Penanganan begal bukan soal keberhasilan atau ketidakberhasilan, ada diperlukan penghematan tenaga namanya. Itu yang perlu saya sampaikan,” ujarnya.
Selain itu, Edy mengungkapkan bahwa ada tahapannya, dengan dibutuhkan pasukan kecil seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk memberantas begal. Kemudian, ditindaklanjuti bertingkat oleh aparat penegak hukum seperti kepolisian dan TNI.
“Penghematan tenaga itu pasukan kecil yang paling bisa, ya itulah Satpol PP, kalau Satpol PP tidak mampu nanti dibantu oleh kepolisian. Polisi tidak mampu, baru TNI-lah turun. Kalau sampai itu (TNI) turun dah darurat lah, inilah yang kita lakukan,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi telah menurunkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) yang dilengkapi dengan “double stick”.
Anggota Satpol-PP yang telah dikerahkan itu untuk melakukan patroli di sejumlah ruas jalan Kota Medan dan sekitarnya. Para anggota Satpol PP itu berkoordinasi dengan dengan TNI/Polri.
Alhasil tim patroli yang dikerahkan itu berhasil mengamankan beberapa barang bukti seperti, panah, golok, gergaji dan sudah diserahkan ke pihak kepolisian setempat. (red/Ai)