Kamis, 20 Maret, 2025

Sulit Dapat Solar, Nelayan Belawan Menjerit Minta Pemerintah Beri Solusi


MEDAN – Nelayan di Medan, Sumatera Utara (Sumut) menjerit dengan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

Kondisi ini membuat nelayan mau tidak mau membeli solar non subsidi dari agen dengan harga yang lebih mahal.

Hal ini disampaikan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Abdul Rahman.

“Nelayan rasakan (kelangkaan solar) dalam hitungan tiga bulan ini, mereka belinya di agen-agen, bukan di SPBN langsung,” kata Abdul Rahman, Sabtu (3/9/2022).

Ia mengatakan nelayan sulit mendapatkan solar di SPBU, sedangkan pom bensin khusus untuk nelayan (SPBN) tidak tersedia di Medan Utara.

“Karena mereka beli di SPBN, namun SPBN gak ada, beli di SPBU gak boleh pakai jeriken,” ujar Abdul.

Di tengah kondisi yang sulit ini, kata Abdul, akhirnya nelayan membeli BBM solar di agen dengan harga yang jauh lebih tinggi.

“Jadi terpaksalah mereka beli di agen-agen dengan harga tidak lagi seperti harga subsidi harganya Rp 7.000, Rp 6.500 per liter,” jelas Abdul.

Untuk mengatasi kelangkaan ini nelayan membeli solar dengan harga yang mahal. Di samping itu, besarnya hasil melaut mereka juga belum pasti.

Nelayan tersebut tak punya pilihan lain selain membeli solar di agen.

Bayangkan saja setiap pergi melaut dari sore hingga pagi hari, satu perahu nelayan membutuhkan 30 liter solar.

“Berharap ada hasil bisa memberi anaknya makan, tak melaut dia mau makan apa juga kan,” ucapnya.

Terkait permasalahan ini, Pemerintah diminta memberi solusi yang terbaik, tidak sekadar memberikan BLT (bantuan langsung tunai) khususnya kepada nelayan.