ArahIndonesia.com | Pedagang musiman penjual bendera Merah Putih kembali ramai di sejumah lokasi di Kota Medan, Sumatera Utara, menjelang HUT Ke-77 Kemerdekaan RI.
Para pedagang terpantau berjualan di pinggir Jalan Sisingamangaraja Medan, tepatnya di depan Taman Makam Pahlawan Medan. Ada pula di persimpangan Jalan Sisingamangaraja- Jalan Juanda hingga ke Jalan HM Joni.
Momen HUT RI kerap dimanfaatkan Tia untuk mendapat rezeki. Pada 2022 ini, dia dan suaminya memilih berjualan di pinggir Jalan Sisingamangaraja.
Pasangan suami istri (pasutri) ini beralasan lokasi itu cukup strategis untuk berjualan bendera Merah Putih.
Tempat tersebut pada tahun-tahun sebelumnya juga sudah dipakai pedagang untuk lapak berjualan bendera Merah.
“Saya berjualan sudah dua tahun, sejak dari 2020,” kata Tia saat ditemui, Kamis (11/8)
Wanita berusia 25 tahun itu memilih untuk berjualan bendera Merah Putih tiap tahun, meskipun sehari-harinya berdagang kacamata di pasar.
Sebab, menjual bendera Merah Putih sangat menjanjikan di tiap momen HUT Kemerdekaan RI. Tia dan suaminya akhirnya berhenti sementara berjualan kacamata.
“Setop dulu yang di sana (berjualan kacamata). Setahun sekali, lebih menjanjikan juga (berjualan bendera Merah Putih),” sebutnya.
Sejak mulai berjualan pada 25 Juli 2022 di lokasi ini, Tia dan suaminya mengaku omzetnya lebih lumayan besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Terlebih lagi, pada tahun ini pemerintah sudah memberikan izin untuk menggelar perlombaan HUT Ke-77 RI karena kondisi pandemi Covid-19 sudah mulai membaik, sehingga berdampak pada ramainya pembeli.
“Tahun ini alhamdulillah sudah banyak yang beli karena sudah bebas dari Covid-19 juga, sudah banyaklah yang beli untuk acara lomba dan segala macam,” kata Tia.
Warga Tembung Pasar 9 ini mengaku bendera Merah Putih itu dijual dengan harga yang bervariasi, mulai Rp 5 ribu hingga Rp 250 ribu. Harga bendera yang dijual biasanya tergantung dengan ukuran.
Ada bendera berukuran kecil, sedang yang biasa dipasang di rumah, hingga paling mahal, yakni bendera bergambar garuda.
“Paling mahal yang Rp 250 ribu, yang paling banyak laku bendera untuk rumah karena wajib pasang bendera, kan,” ujarnya.
Wanita berhijab itu mengaku jumlah bendera yang terjual dalam sehari tidak menentu. Hanya saja, Tia mengaku bisa mendapat omzet Rp 300 ribu per hari.
Dia bahkan pernah mendapatkan omzet Rp 1,5 juta dalam sehari, apabila ada warga yang membeli secara borongan. “Kadang ada yang pesan untuk dikirim ke daerah, (dari situ omzet saya) bisa kira-kira Rp 1 juta,” kata Tia.
